Minggu, 06 Mei 2018

Tugas Akhir Metodologi Studi Islam

STUDI ISLAM KONTEMPORER "PERTAMA DAN TERAKHIR" Mendapat tugas akhir dari mata kuliah Metodologi Studi Islam membuat saya bingung, karena saya harus merasa senang atau bahkan merasa susah. Tugas akhir ini berupa Observasi ke sebuah cafe atau tempat makan yang menyajikan masakan asia seperti UpNormal, Ngopi Serius, Niagara Sushi, Yellow Truck, Excelso, kimchi, starbuck, dan lain sebagainya. Tugas dari mata kuliah ini tentunya beda dari yang lain, disatu sisi membuat kami merasa senang karena kami harus pergi ke suatu tempat untuk menikmati suatu makanan dan menjalankan tugas sekaligus refresing atau liburan, tetapi di sisi lain uang yang harus kami keluarkan untuk menikmati makanan tersebut tidak sesuai dengan kantong kami. Pada hari Senin 30 April 2017, setelah selesai mengikuti mata kuliah Filsafat Ilmu, saya dan dua kawan saya bernama Ayu Malinda dan Siti Sholikhatun berencana untuk observasi mengenai masakan Asia dan suasana serta fenomena yang ada. Tempat yang akan kami tempati untuk observasi ialah Niagara Sushi yang ada di Solo Paragon Ground Floor 02 Food Walk, Jalan Yosodipuro, Mangkubumen, Banjarsari, Kota Surakarta. Dari tempatnya saja saya sudah bisa menebak kalau makanan yang ada disana harganya pasti luas biasa bagi kami. Pukul 17. 30 WIB kami menuju Solo Paragon mengendarai Sepeda Motor, saya bersama Ayu Malinda dan Siti bersama teman kost-nya karena tidak bisa mengendarai sepeda motor sendiri. Kami berangkat bersama dari tempat kost siti, Posisi saya berada didepan dan ditengah perjalanan saya saya mencari keberadaan siti dan temannya yang tadi di belakang saya, karena tidak saya temukan keberadaannya akhirnya saya memutuskan berhenti sejenak untuk menunggu mereka, kemudian saya mengirim pesan lewat whatsapp kepada siti untuk mengetahui dimana posisinya dan memberitahu bahwa saya menunggunya di depan Rumah Sakit Islam Surakarta dekat Gedung Siti Walidah UMS. Ternyata siti sedang mengisi bensin motornya, setelah menunggu lama dan langit mulai gelap, siti mengirim pesan bahwa ia sudah sampai di Mushola Solo Paragon dan ternyata penantian saya sia-sia. Saya melanjutkan perjalanan ke Solo Paragon Mall. Sampai di tempat tujuan, saya tidak tahu harus masuk lewat mana dan parkir dimana karena saya sering lewat depan Solo Paragon Mall tetapi belum pernah memasukinya, saya mengikuti seseorang yang mengendarai motor yang sepertinya akan masuk ke Solo Paragon Mall. setelah sampai di parkiran dan memarkir motor, saya dan Ayu Malinda masuk kedalam Mall, kami mengelilingi lantai satu dan dua untuk mencari Niagara Sushi. Kami tidak menemukan tempatnya, kemudian kami bertaya pada satpam yang ada dan kami ditunjukkan arah menuju Niagara Sushi, sampai di depan Niagara Sushi kami langsung masuk dan ternyata Siti bersama temannya sudah ada didalam. Suasana di Niagara Sushi bagi saya tenang tidak ada keramaian, karena waktu saya disana pengunjungnya tidak terlalu banyak. Pelayan dan Koki yang saya lihat semuanya laki-laki, berpakaian seragam yang rapi dan bersih serta sikapnya ramah sehingga enak untuk dipandang, tapi saya dan teman- teman merasa tidak nyaman karena tempat untuk menyiapkan makanan dan minuman sangat terbuka dari tempat kami duduk. Sehingga kami tidak memiliki kebebasan untuk bertingkah atau berfoto- foto disana, bergerak sedikit saja dipandangi oleh para pelayannya hal itu sangat membuat kami risih. Kami melihat- lihat makanan apa yang ada dalam daftar menu, pilihan makanan disana sangat banyak terutama sushi dengan berbagai varian. Selain Sushi disana juga tersedia berbagai masakan jepang seperti : Curry, Salad, Bento, Ramen, dan lain- lain. Ternyata sesuai perkiraan saya sebelumnya bahwa makanan yang ada disana sangat mahal- mahal. Harga makanan- makanan yang ada sekitar Rp. 30.000 keatas, begitu juga dengan minumannya yang tak kalah mahalnya. Begitu lama kami melihat- lihat daftar menu, sehingga di pandangi oleh para pelayannya. Beberapa menit kemudian kami memanggil salah satu pelayan yang posisinya dekat dengan kami, dan memesan makanan. Menentukan menu apa yang akan kami pesan bagi saya sangat sulit dan membingungkan, karena melihat gambar dan nama makanan yang terdapat didaftar menu tidak ada satupun yang menarik perhatian saya. harga dari makanan dan minuman yang tersedia juga sangat mahal, hal itu yang membuat kami semakin bingung dan mencari makanan dengan harga yang lumayan sedang. Kami ber-empat memesan 2 Makanan dan 3 minuman yaitu : 1 Salmon Skin Makimono dengan harga Rp. 36.000.00, satu porsi berisi 6 potong, rasanya sangat asin dan tidak cocok untuk lidah saya, begitu juga dengan teman- teman saya. 1 Boken Salmon Roll dengan harga Rp. 37.000.00, satu porsi berisi 4 potong dan rasanya amis- amis asin, sungguh membuat saya tidak ingin mencobanya lagi. 2 Orange Coco Squash dengan harga @Rp. 26.000.00, minuman ini rasa Jeruk segar dan ada tambahan soda yang sangat terasa. 1 Ice Chocolate dengan harga Rp. 31.000.00, sudah pasti rasanya coklat dan manis. Setelah menu yang kami pesan sudah datang, kami mendiamkan makanan yang ada dihadapan kami dalam beberapa saat untuk mengamati bentuk dan penyajiannya. Kami juga mengambil gambar makanan-nya sebelum kami makan, seperti apa yang sedang menjadi trend di kalangan masyarakat saat ini, kemudian menjadikan story di Whatsapp. Banyak yang berpendapat bahwa saat kita sedang makan atau hendak makan, sebaiknya memotret gambar makanan tersebut dahulu agar makanannya menjadi lebih nikmat dan kita memakannya dengan perasaan. Saat kami hendak makan tidak ada sendok ataupun garpu, hanya ada sumpit bambu dan kami tidak dapat menggunakannya. Akhirnya kami mencuri-curi kesempatan untuk makan menggunakan tangan disaat para pelayan tidak melihat kami. Saat kami sedang makan ada pengunjung yang datang, para pelayan menyambut pelanggan tersebut secara bersamaan dan bernada keras dengan kata-kata yang tidak saya mengerti artinya karena berbahasa jepang, sesuai dengan menu masakan di tempat tersebut. Saat pelanggan lain keluar dari Niagara Sushi pun para pelayan juga melakukan hal yang sama, yaitu mengucapkan kata-kata dalam bahasa jepang yang mungkin dalam bahasa indonesia berbunyi ‘terima kasih telah berkunjung’. Makanan yang sudah kami pesan tidak mampu kami habiskan, karena tidak sesuai dengan lidah kami dan perut kami tidak mampu menampungnya, agar makanan tersebut tidak menjadi sia- sia dan kami membuang uang begitu saja, akhirnya kami membungkus makanan tersebut dengan tissu, tanpa sepengetahuan pengunjung lain dan para pelayannya. Makanan tersebut dibawa pulang oleh Siti untuk teman- teman kost-nya. Kami hanya menghabiskan minumannya saja, karena minumannya tentu tidak bisa dibungkus secara diam- diam. Setelah menghabiskan satu gelas Orange Coco Squash, perut saya rasanya sangat tidak enak dan rasanya ingin selalu bersendawa, mungkin karena soda yang ada di dalam minuman tersebut terlalu banyak . Setelah selesai kami menikmati makanan dan suasana yang ada, kami memanggil pelayan meminta bill dan membayar semua makanan yang telah kami pesan. Total uang yang harus kami keluarkan adalah Rp. 169.400.00. selesai membayar kami langsung keluar dari Niagara Sushi, baru keluar beberapa langkah dari tempat tersebut, tita- tiba ada pelayan dari Niagar Sushi yang mengikuti dan memanggil kami, karena salah satu minuman kami belum tercantum dan terhitung dalam bill. Kemudian kami menyerahkan uang kepada pelayang tadi dan menunggu pelayan di depan Niagara Sushi untuk memberikan bill-nya kembali. Sekitar pukul 19.30 kami berencana langsung pulang, karena waktu sudah malam dan tidak baik bagi anak perempuan pulang telalu malam. Saya dan Ayu pulang duluan, sedangkan Ika dan temannya ingin berkeliling di Mall dahulu. Saat menuju parkiran motor yang saya tempati tadi, saya tidak tahu harus berjalan menuju kemana, meskipun posisi saya pada waktu itu sudah berada di luar. Akhirnya saya dan ayu memutusan untuk melewati jalan yang kami lewati sebelunya yaitu area didalam mall. Dan kami menemukan parkirannya. Hendak menuju pintu keluar, lagi- lagi saya tidak tahu jalan keluarnya lewat mana, kebetulan ada seorang laki-laki dan perempuan sepertinya dari dalam mall dan hendak keluar mengendarai motor. Saya mengikuti seseorang tersebut, walaupun sebenarnya saya melihat ada tulisan “keluar”. Tapi untuk berjaga- jaga agar tidak salah dan malu saya menunggu 2 orang tersebut. Akhirnya saya sampai diluar solo paragon mall dan membayar parkir Rp. 2000, karena setiap motor parkir dalam waktu 1 jam biaya yang harus dikeluarkan untuk parkir adalah Rp. 1000, lain halnya dengan mobil yang pasti lebih mahal dari motor. jika tidak mendapatkan tugas dari Mata Kuliah Metodologi Studi Islam dalam pembelajaran Studi Islam Kontemporer, mungkin saya tidak akan pernah merasakan berada di Niagara Sushi dan mengincipi bagaimana rasanya sushi, yang selama ini saya hanya melihatnya dalam gambar. Akhirnya saya bisa mengincipi-nya secara langsung walaupun hanya sedikit, bahkan tidak sampai satu potong. Hal utama yang kami perhatikan sebelum memesan makanan pada saat itu adalah kehalalan makanan yang tersedia, setelah memastikan apakah makanan yang ada di tempat tersebut halal, barulah kami memesan makanan. Di Indonesia sudah banyak tempat - tempat makan yang menyajikan masakan khas Jepang seperti di wilayah kota solo, hampir setiap Mall yang ada di solo menyediakan tempat kuliner yang menyajikan masakan khas jepang, yang bisa dinikmati oleh semua orang. Tanpa harus pergi ke Jepang yang tentunya akan membutuhkan dana besar. Meskipun banyak sekali teman- teman saya yang menjadi peminat makanan jepang, lain halnya dengan saya yang lebih mencintai makanan- makanan khas daerah saya. Bagi saya makanan Khas daerah saya lah yang paling nikmat, mantap, dan menggugah selera bagi siapa saja yang baru melihat bentuk dan mencium aromanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar