Studi Islam Klasik
Perjalanan Mencari Pondok Pesantren
Hari Kamis tanggal 8 Maret 2018 saya dan kawan-kawan yang terdiri dari dua kelompok mencari pondok pesantren, di area Surakarta yang mengajarkan kitab kuning. Sebelumnya kami berencana dan sepakat untuk kumpul di depan kampus IAIN Surakarta pukul 08.00. jam dipergelangan tangan saya menunjukkan pukul 07.35, saya bergegas menuju ke kampus. Waktu yang saya butuhkan untuk sampai di kampus kurang lebih dua puluh menit, ditengah perjalanan saya berhenti di POM Jatiurip untuk mengisi bensin. Besar kemungkinan saya sampai dikampus pukul 08.00 lebih.
Setelah sampai dikampus, ternyata teman-teman saya belum ada yang datang dan saya menunggu sendirian di depan kampus. Beberapa menit kemudian satu persatu dari mereka datang, sebenarnya kami tidak tahu kemana tujuan awal dan kami hanya mengandalkan google maps. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari pondok di daerah laweyan yang kata orang didaerah tersebut banyak pondok pesantren. Pondok yang sudah kami kunjungi di daerah laweyan antara lain Al-Muayyad Mangkuyudan, Al-Qur’ani Mangkuyudan, Az-Zayadiyy Kabangan, tapi kami tidak mendapatkan hasil karena salah satu dari pondok tersebut sudah dipakai kelompok lain dan terdapat pondok yang tidak mengajarkan kitab kuning. Saat kami berhenti sejenak di pinggir jalan, tiba-tiba ada ibu-ibu yang mengendarai sepeda mini dan mengahampiri kami, lalu ibu itu berkata “mbak, nempelke beras 1 liter mboten?” dan kami menjawab “ mboten bu”. Terlihat sekali mata ibu itu berkaca-kaca dan saat ibu itu pergi, kami memperdebatkan arti dari “nempelke”, apakah artinya menjual atau membeli?.sebenarnya kami kasihan dengan ibu itu, kenapa kami tadi tidak memberikan sedikit uang, dan kami baru sadar setelah ibu itu pergi. Memang benar bahwa penyesalan itu datangnya selalu di akhir.
Kami melanjutkan perjalanan menuju Pondok Pesantren Mahasiswa Miftahul Khoirot yang terletak di Gulon rt 05 rw 21, Jebres, kota Surakarta. sampai di tempat tujuan berdasarkan petunjuk dari google maps, kami merasa bingung bangunan yang tepat dihadapan kami terdapat tulisan “Di kontrakkan”. Kami diberitahu warga sekitar bahwa Pondok Pesantren yang kita cari tepat berada di belakang Kontrakan tersebut. Sesampainya di pondok pesantren ,kami disambut baik oleh ketua pondok putri. Setelah berbincang-bincang mengenai maksud dan tujuan kami, akhirnya kami diperbolehkan untuk stay in dan mengikuti pembelajaran kitab kuning selama 1 x 24 jam. Kami berencana untuk menginap mulai hari rabu pagi sampai kamis pagi.
Akhirnya kami mendapatkan satu pondok pesantren dan mencari satu pondok pesantren lagi untuk satu kelompok yang mencari bersama saya dan kelompok saya. kami menuju Pondok Pesatren Nahdlatul Muslimat daerah Kauman Pasar Kliwon. sesampainya disana jam menunjukkan pukul 12.00 dan kami malaksanakan ibadah sholat dzuhur dahulu, baru kemudian menemui pengurus pondok, selesai sholat kami mendapatkan informasi bahwa pengurus pondok sedang tidak ada dan informasi lain adalah pondok tersebut tidak mengajarkan kitab kuning.
Kami sudah merasa lapar dan memutuskan makan siang terlebih dahulu untuk mengisi energi, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di perjalanan selanjutnya. Kami berhenti di sebuah warung makan kemudian teman-teman saya duduk dan melihat daftar menu, entah mengapa mereka berdiri dan mengajak mencari tempat lain, ternyata karena harganya sangat mahal. lalu kami pindah mencari warung lain, harganya sama saja tapi disitu terdapat paket hemat. Menurut saya wajar bila harga makanan di warung makan daerah tersebut mahal karena wilayahnya saja sudah solo kota dan kebanyakan orang-orang yang makan di daerah tersebut pasti ber-uang.
Selesai makan siang , kami melanjutkan perjalanan mencari pondok pesantren. Pondok yang selanjutnya kami kunjungi ialah Ar-Royan. Saat menuju lokasi , kami dibuat pusing oleh google maps dan kami melewati jalan yang sama secara berulan-ulang. Ternyata letak Pondok Pesantrennya sangat strategi, entah kenapa kami bisa masuk dalam gang-gang kecil. Di Ar-Royan pun kami tidak mendapatkan hasil, dan melanjutkan ke suatu pondok yang saya lupa namanya, dan tidak mendapatkan hasil juga karena itu ialah Pondok Yatim Piatu dan tidak ada pembelajaran kitab kuning.
Hari sudah mulai sore ,di saat lelah-lelah nya kami melanjutkan pencarian pondok pesantren menuju Ponpes Budi Utomo yang terletak di jl Broto rt 04 rw 23 kadipiro, Banjarsari, kota Surakarta . sampai di Ponpes Budi Utomo terlihat sekali dari bangunan pondok yang sangat megah dan sepertinya pondok tersebut adalah pondok modern. Lalu kami menemui satpam yang sedang berbincang dengan beberapa santri putri, kami bertanya kepada santri tersebut apakah ada pembelajaran kitab kuning, dan jawabanyya tidak ada pembelajaran kitab kuning.
Selanjutnya kami menuju Pondok Pesantren Iman Bukhori, sampai di tujuan kami diarahkan oleh satpam yang berjada di depan untuk menuju kawasan pondok putri, sampai di kawasan pondok putri kami terkejut saat melihat seseorang mengenakan cadar, kami berfikir bahwa pondok tersebut beraliran Muhammadiyah dan kemungkinan tidak mengajarkan kitab kuning, saat meng hampiri orang tersebut dan bertanya-tanya , saya tidak faham dengan jawaban yang orang itu berikan karena volume suaranya sangat kecil dan bibirnya tertutup cadar sehingga saya tidak menangkap secara jelas maksud dari perkatannya tersebut, akhirnya kami pergi dan mencari pondok lain.
Diperjalanan ada operasi SIM dan STNK, saya merasa khawatir meski sudah mempunyai SIM tapi STNK saya terlambat pajak 1 Hari ,pada akhirnya saya hanya mengeluarkan SIM saja , itupun SIM saya tidak dicek kebenarannya hanya sekedar ditunjukkan bentuknya kemudian saya diperintahkan untuk melanjutkan perjalanan, saya sudah merasa lega, kemudian kami berhenti di Masjid untuk melaksanakan sholat Ashar meskipun waktu sudah menunjukkan kurang lebih pukul 17.00, sekalian mengisi daya baterai di hp untuk menuju tempat selanjutnya.
Hampir putus asa karena seharian full berkeliling dan tubuh ini semakin merasa lelah. Mengingat pentingnya tugas yang diberikan oleh Dosen kami , semangat kami muncul kembali untuk mencari pondok.selanjutnya kami menuju Pondok Pesantren Baitul Musthofa di Kedung Tungkul, rt 04 rw 07, Jebres, Mojosongo. Kami sampai di sana menjelang maghrib dan bertanya kepada seorang ibu-ibu , ternyata di ponpes itu tidak mengajarkan kitab kuning. Kemudian kami diberitahu bahwa di dekat tempat tersebut terdapat Ponpes yang kemungkinan mengajarkan Kitab kuning yaitu Pondok Pesantren Al-Insor di Plesungan, Gondangrejo, kabupaten Karanganyar. Tapi ibu itu menyarankan kami untuk sholat maghrib dahulu dan beristirahat sejenak, dan ibu itu sangat baik memberi kami minum walaupun hanya aqua, tapi sangat bermanfaat bagi kami. Ibu itu juga menawarkan kami makan tapi kami menolak, karena tidak ingin merepotkan ibu itu, walaupun perut minta segera diisi. setelah itu anak dari ibu itu akan mengantarkan kami ke ponpes Al-Insof karena mempunyai teman di Ponpes Al-Insof.
Sampai di Pondok Al-Insof hari sudah petang dan kami sangat berharap pondok tersebut terdapat pembelajaran kitab kuning dan teman saya diperbolehkan stay in di tempat itu. Saat bertemu dengan salah satu pengurus pondok bernama Umam terlihat masih muda, kami menjelaskan maksud dan tujuan kami. Kemudian mas Umam akan menyampaikan maksud dan tujuan kami kepada Romo ya’i, dan kami bertukar nomor yang bisa dihubungi untuk informasi selanjutnya. Akhirnya kami berpamitan dan Pulang menuju rumah masing-masing.
Saya dan kelompok saya mendapatkan Pondok Pesantren Mahasiswa Miftahul Khoirot, yang terletak di Gulon rt 05 rw 21, Jebres, kota Surakarta. Pondok Pesantren Mahasiswa Miftahul Khoirot diasuh oleh Ustad Royali Raudi, beliau adalah lulusan Pondok Pesantren Sumur Nangka, Bangkalan, Madura. Dilihat dari logatnya beliau asli orang Madura. Mushola Al-Muhajirin bertempat menjadi satu dengan Pesantren Mahasiswa Miftahul Khoirot, merupakan induk yang mewadai setiap kegiatan dari santri putra dan putri.
Muhajirin berasal dari kata Hajara yang artinya Berhijrah, Muhajirin berarti orang-orang yang berhijrah. Kata hijrah ini berarti berubahlah akhlak, perilaku maupun perbuatan menuju jalan yang lebih baik. Sedangkan Miftahul Khoirot bermakna kunci kebaikan, suatu hak yang membawa manfaat bagi diri sendiri, orang lain maupun agama. Jika dikaitkan antara Muhajirin dan Miftahul Khoirot menjadi Jalan dan Kunci Dari Kebaikan.
H-1 sebelum mondok kami survey dan membuat janji temu dengan pengurus Ponpes. Beliau menyetujui bahkan mempersilahkan kami kapan pun, untuk ikut serta belajar di Miftahul Khoirot. Masalah administrasi kami tidak dikenai biaya tapi kami dipersilahkan bershodaqoh seikhlasnya. Kemudian kami berpamitan untuk menyiapkan keperluan yang dibawa besok.
Tepat hari H kami mondok, kami berkumpul di Depan kampus IAIN pukul 08.00. meskipun sudah beberapa kali kami ke Ponpes Miftahul Khoirot, kami tidak hafal gang yang dilalui. perjalanan saat survei pun juga mengalami kendala dan saya ketinggalan dengan yang lain, satu-satunya harapan saya adalah handphone yang saya gunakan untuk mencari pondok tapi baterai handphone saya tinggal 1% dan saya menemukan pondok tersebut di saat handphone saya detik-detik terakhir.
Tempat yang ditinggali oleh para santri putri adalah sebuah kost-kost an tepat di samping kanan masjid, karena pondok Miftahul Khoirot sedang dalam proses pembangunan, sedangkan tempat tinggal santri putra berada di samping kiri masjid. kegiatan pembelajaran di Pondok Pesantren ini diklakukan di Masjid setiap ba’da maghrib dan ba’da subuh.Sebenarnya Pondok Pesantren Putra sudah didirikan kurang lebih 3 tahun sedangkan Pondok Pesantren Putri baru didirikan beberapa bulan.
Sesampainya disana kamis disediakan 1 kamar untuk 6 orang, saat waktu siang tempat tersebut sepi karena santri yang ada, menempuh pendidikan di Universitas Negeri Sebelas maret dan Institut Seni Indonesia. tapi menjelang sore para santri sudah berada di PESMA, biasanya yang merasa longgar atau ada waktu luang membantu mengajar TPQ di masjid dekat PESMA. Saya dan teman-teman memanfaatkan waktu dan ikut serta membantu di TPQ , karena dari sampai di PESMA hingga sore kami tidak mempunyai kegiatan yang berkaitan dengan Studi Islam. Sebelumnya saya juga pernah ikut mengajar TPQ di kampung saya, hal sama yang saya temui disana ialah Anak merasa malu dan tidak berani bertemu dengan Orang yang baru mereka kenal. Maka dari itu saya mendekati mereka kemudian mengajak ngaji dan hafalan bacaan doa sehari-hari. Ternyata anak-anak di situ setelah kami ajak berkenalan, mereka sudah tidak canggung dan kami bisa mengakrabkan diri. TPQ selesai pukul 17.30, sebelum anak-anak pulang ke rumah masing-masing, kami memperkenalkan diri satu per satu. Setelah itu kami kembali ke PESMA.
Adzan maghrib pun berkumandang, kami bergegas menuju mushola untuk sholat berjamaah, saat kami sholat maghrib disana jamaah putri-nya sangat sedikit. Santri putri di PESMA hanya berjumlah 15, itupun tidak semua mengikuti sholat berjamaah. Mungkin itu hanya kebetulan disaat kami Stay in di tempat itu, dan mungkin biasanya tidak seperti itu. Selesai sholat maghrib dilanjutkan dengan dzikir, membaca doa dan sholawat bersama dipimpin oleh imam yang sekaligus sebagai ustadz dan pengasuh PESMA. kemudian ustadz menyampaikan sedikit materi mengenai sholat jum’at, dan dibuka sesi tanya jawab. Setelah itu para santri dipersilahkan kembali ke kamar masing-masing.
Selesai mengikuti kegiatan ba’da maghrib di PESMA, saya dan teman-teman mengikuti kegiatan santri putra maupun putri latihan hadroh di Mushola, kami hanya melihat karena diantara kami tidak ada yang bisa memainkan dan bernyanyi musik hadroh/ sholawat. Kegiatan tersebut dibatasi waktunya sampai pukul 21.00 agar tidak menganggu warga sekitar. Saya sangat menikmati lagu-lagu yang dinyanyikan, setiba dirumah saya langsung browsing lagu hadroh/sholawat apa saya yang sedang populer. Salah satu lagu yang paling berkenan di hati ialah Ya Habibal Qalby, sampai sekarang pun saya suka mendengarkan sholawatan tersebut. Tepat pukul 21.00 para santri mengakhiri kegiatan dan dilanjutkan makan bersama di teras mushola. saya dan teman saya juga ikut makan bersama, makanan tersebut disiapkan oleh santri putri dengan menu malam itu ialah nasi, tumis kangkung, tempe, dan telur dadar campur tepung. Makanan tersebut tidak disajikan dengan piring melainkan dengan kertas minyak yang diletakkan melabar di lantai, dan disediakan makanan yang telah dimasak dengan porsi banyak. Setelah makan malam selesai kami kembali ke kamar masing-masing dan tidur.
Saat Subuh saya dibangunkan oleh teman saya yang sudah bangun paling awal. Kemudian kami menuju mushola dan kami terlambat 1 rakaat, di rakaat pertama saya, tidak memakai ruku’, saya sempat bingung. Tapi saya mengikuti saja, rakaat kedua saya lakukan gerakan seperti yang biasa saya lakukan saat sholat subuh dirumah. Selesai sholat subuh berjamaah dilanjutkan dengan pembelajaran kitab kuning, dan santri membaca Al-Quran satu persatu dan diartikan oleh ustadnya dengan bahasa jawa campur dengan bahasa indonesia.di akhir pembelajaran kami diberi sesuatu oleh Ustadz Royali yaitu berupa pesan berbunyi “Bismillah Di Pekso”. Maknanya adalah semua kegiatan untuk mencari berkah dari allah harus dipekso dahulu baru kemudian merasa terbiasa dan tidak perlu dipaksa lagi dalam beribadah.
Kitab yang di pelajari di PESMA Miftahul Khoirot ada 5 kitab , antara lain: Bidayatul Hidayah, Ta’lim Muta’alim, Taqrib, Bulughul Maram, Tuhfatul Athfal. Ada tambahan 3 kitab yaitu Risalatul Mahid, Kitab mengenai Keaswajahan, dan Kitab kuning dari sidogiri.
1. Bidayatul Hidayah karya Imam Al-Ghozzali, membahas mengenai Fiqih
2. Ta’lim Muta’alim karya Syeh Al-Zarnuji, membahas mengenai adab atau tata krama seorang murid kepada guru atau ustadz/ustadzah di pondok maupun sekolah.
3. Taqrib karya Syihabuddin Abu Syujak Al-Ashfahani, kitab ini sangat populer di kalangan pesantren salaf yang membahas mengenai Fiqih, seperti kitab Bidayatul Hidayah dan Bulughul Maram.
4. Bulughul Maram karya Ibnu Hajar Al-Asqalani, kitab ini membahas mengenai hadis-hadis yang dijadikan sebagai sumber pengambilan hukum fiqih dan kitab ini menjadi rujukan utama bagi fiqih dari Mazhab Syafi’i.
5. Tuhfatul Athfal membahas mengenai hukumhukum bacaan atau tajwid seperti idzhar, ikhfa, iqlab dan lain-lain.
Ada tambahan kitab kuning dari Sidogiri dengan trainning. Di solo , baru ada satu atau dua pondok yang melakukan trainning. Kitab ini sebagai metode cepat membaca kitab kuning dan metode itu baru launching hari sabtu-ahad sebelum kami mondok. dan kami disarankan untuk mondok pada hari tersebut tapi kami sepakat satu leas untuk mondok hari Rabu-Kamis Pembelajaran disana meiputi : Kitab, Hadrah, Qiroah, Tilawatl Quran, dan terkadang para santri mengadakan outbond bersama untuk menciptakan rasa kebersamaan dan kekeluargaan.
Waktu kami di Pondok Pesantren hampir 1x 24 jam sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. tapi sebelum kami Pulang , kami sempat mewawancarai beberapa santri di sana yang mempunyai waktu luang dan kebanyakan yang sudah semester atas, Motivasi salah satu santri masuk pesantren ialah karena basic dari awal yang sudah menempuh pendidikan di Pesantren. Lalu dari Pesantren masuk ke kota jadinya bagaimana kalau imannya tidak kuat. Untuk mengikat dan membentengi diri salah satu santri tersebut memutuskan untuk masuk ke pesantren. Di Pesantren juga ada yang menjaga dan ada ustadz yang berperan sebagai orang tua. untuk membagi waktu antara kerja, kuliah, dan pondok dengan cara pagi sampai sore kerja, malamnya waktu untuk PESMA. Setelah itu baru mengurusi masalah kuliah.
Ketua santri putri yang biasa kita panggil mbak Fitri. Motivasinya masuk PESMA hampir sama dengan santri lain juga untuk membentengi diri. Akhirnya kami berpamitan kepada pak ustadz di rumahnya dan kami diantarkan oleh mbak fitri Dan kami pulang ke rumah masing-masing pukul 10.00, saya sampai dirumah pukul 11.50.
kehidupan di Pondok Pesantren sangat berbeda jauh dengan kehidupan Umum, banyak yang berpendapat bahwa kehidupan di pondok itu sulit, banyak aturan, dan dikekang. Sedangkan di kehidupan umum bebas aturan yang ada tidak terlalu menuntut. Tapi kehidupan seperti di pondok pesantrenlah yang mampu menciptakan generasi rabbani mandiri, santun, dan disiplin karena aturan-aturan yang berlaku.